Di zaman sekarang ini penting
sekali mengajarkan anak-anak berusia 6-12 tahun tentang dunia bisnis. Dalam
mendidik atau mengajarkan anak bermental wirausaha itu pasti memerlukan tips
supaya anak juga bisa mengerti seperti kisah inspiratif yang mengisahkan
harapan, optimism dan ajakan ountuk bangkit Bersama-sama, sosok penerima
apresiasi SATU Indonesia Awards Sri Irdiyati, beliau sekarang narasumber
bekerja sama dengan Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk
membangun kewirausahaan di lingkungan UMKM yang terkena pandemi.
Kegiatan bisnis yang diadakan
beliau secara gratis tahun 2007 dan lokasinya di rumah kontrakan yang disewa
suaminya, yang juga seorang pengajar kursus Bahasa inggris.
“Anak-anak yang sedang asyik belajar
dan bisa dilakukan dimana saja bersama teman-teman”
Memberikan motivasi kepada
anak-anak apa yang bisa dilakukan setelah tamat dari SD, SMP, dan SMA. Untuk
biaya itu bisa didapatkan asalkan ada kemauan dari diri kita sendiri, bahwa
dengan bekal ilmu-ilmu yang dimiliki saat ini, mereka bisa mewujudkan cita-cita
mereka meskipun dalam kenyataanya keluarga mereka tidak memiliki biaya.
Disaat itu hanya tujuh anak saja
yang hadir dikelas beliau, walaupun tidak banyak tapi tetap semangat memberikan
motivasi kepada mereka dan berusaha membuka wawasan anak-anak dikelas bisnis.
Bahwa mereka juga bisa mengangkat ekonomi keluarganya menjadi lebih baik.
Semangat Ibu Sri Irdiyati ini emang harus diapresiasi, bisa membuat anak-anak termotivasi disaat pandemi ini. Konsep pengajaran beliau juga sangat ringan, anak-anak berusia 6-12 tahun pasti lebih suka belajar sambil bermain. Karena menurut beliau konsep sambil bermain itu akan lebih dimengerti sesuai usia mereka.
“Dalam bentuk
permainan-permainan yang memotivasi mereka dengan saya menyapa mereka dengan
sapaan Bos ( singkatan bakal menjadi orang sukses)”
Permainan itu anak-anak disulap
untuk menjadi Direktur, tenaga marketing dan bagian produksi. Konsep permainan
mereka harus bisa bekerja sama dengan temannya. Masing – masing harus
mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
“Jadi teorinya itu hanya 30
persen saja, selebihnya kita praktek langsung. Ini yang membuat anak-anak itu
happy. Karena anak-anak itu maunya gerak. Kalau Cuma mendengarkan saja pasti
sudah kabur” katanya
Melihat kemajuan anak-anak yang
dibinanya , para orangtua disekitarnya mengizinkan anak-anak mereka mengikuti
kelas binis yang dibangun Ibu Sri Irdiyati dan jumlah anak-anak semakin
bertambah menjadi 20 anak.
Sekarang Ibu Sri Irdiyati kini
tinggal di Serpong, Tanggerang Selatan dan bekerja sama dengan Lembaga
kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap untuk membangun kewirausahaan di lingkungan
UMKM. Kolaborasi ini membantu para UMKM yang tengah berjuang ditengah pandemi.
Sumber artikel : Buku Inspirasi Para
Penerang Negeri
Komentar
Posting Komentar